Minggu, 18 Desember 2011

**Ketika Anak Susah Makan



Ketika Anak Susah Makan


Problem anak susah makansering dialami anak usia balita. Umumnya ditemui pada anak usia satu sampai empat tahun. Penyebabnyapun beragam. Karena bagi anak, saat makan bukan untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi tetapi sebuah tantangan dia untuk belajar. Tetapi orangtua seringkali salah dalam menempatkan diri, sering merasa khawatir bila si anak kekurangan nutrisi. Padahal si kecil tidak akan membiarkan dirinya berada pada kondisi kelaparan. Jadi jika si kecil tidak sedang sakit, seperti sariawan, radang tenggorokan, tumbuh gigi, orang tua tak perlu panik dengan masalah tersebut.


Ketika anak susah makan, orangtua perlu mengetahui penyebabnya. Jika bukan karena kesehatan, pasti karena psikis. Oleh karena itu, orangtua perlu tahu pengaruh apa saja yang membuat anak demikian. Segera pergi ke dokter untuk mengetahui kondisi kesehatannya lebih dalam. Jika tidak ada masalah orang tua perlu mengetahui penyebab yang lainnya.


Seringkali anak susah makan terjadi karena kesiapan anak untuk menerima menu makanan. Anak yang kurang terampil dalam mengolah makanan cenderung akan menyimpan makanan berada di mulutnya. Ketika orangtua tidak menyadari hal itu, cenderung memaksa anak menelan makanan yang berada di mulutnya sehingga anak dengan terpaksa menuruti keinginan orangtua. Alhasil si anak merasakan trauma terhadap makanan yang diberikan orangtua dihari-hari berikutnya.


Anak cenderung menyukai makan dalam suasana yang menyenangkan. Makan dalam suasana bermain. Tetapi kesibukan orangtua kadang tidak bisa menuruti keinginan anak, lalu membiarkan si anak makan dengan ditemani pengasuhnya. Agar cepat habis, pengasuh memberikan suapan yang tidak sesuai porsi si kecil, sehingga anakpun menjadi tidak nyaman. Hal seperti ini akan memberikan sumbangan bagi si kecil susah makan disaat berikutnya.


Rasa dan tekstur makanan. Tentu anda mengenal bahwa orang Padang lebih suka masakan pedas, orang Jogja lebih suka makanan manis, orang Surabaya cenderung lebih suka masakan yang agak asin. Demikian juga dengan anak, anak juga mempunyai cita rasa kesukaan tersendiri. Tetapi sayang anak tidak dapat mengungkapkan tentang rasa makanan yang dia sukai, sehingga ia hanya menerima saja makanan yang diberikan orangtuanya. Akibatnya anak enggan makan ketika orangtua tidak memberikan makanan yang ia sukai. Demikian juga dengan tekstur makanan, anak seringkali menyukai makanan yang agak “kemriuk” atau tidak lembek. Seperti anakku Arsya lebih suka makanan yang agak kenyal. 


Bosan dengan menu makanan. Orangtua perlu mengerti ketika anak sudah mulai bosan dengan menu makanan. Biasanya dengan menutup mulutnya setelah menelan suapan yang pertama. Orangtua perlu memberikan menu makanan lain walau sebenarnya menu makanan tersebut tidak lazim. Nasi kecap, lauk telur dengan sayur gelondongan. Arsya kadang makan dengan nasi kecap dengan lauk telur goreng, tetapi dia juga suka makan wortel rebus, maka jadilah menu masakan baru. Nasi kecap dan telur disuapi, dengan wortel rebus ada ditangan dimakan bergantian.


Kebiasaan seringkali membuat seseorang terpatok dengan kebiasaan itu. Misalnya orang Indonesia cenderung beranggapan “kalo tidak makan nasi namanya bukan makan”. Padahal orang diluar sana mempunyai kebiasaan lain, roti, gandum, sagu, sebagai makanan pokoknya. yang paling dekat adalah orang karimun jawa, disana susah sekali cari nasi, akhirnya mereka makan nasi sebagai lauk dan ikan laut bagaikan nasi. Begitupun dengan anak, biarlah anak makan apa aja yang penting sumber nutrisinya ada. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral tercukupi. Tatapi terkadang orangtua beranggapan bahwa jika tidak makan nasi anak tidak akan sehat. Lihatlah disana, mereka tidak makan nasipun tetap sehat-sehat saja. Mereka juga cerdas. 


oleh karena itu, pahamilah anak ketika dia enggan makan, karena bisa jadi karena belum mampu menerima makanan yang disajikan. Alihkan dengan makanan yang lebih lembut agar dia tidak mempunyai masalah dengan tubuhnya terutama pencernaannya setelah makan. Ketika anak susah makan, orangtua tidak perlu memaksa. Apalagi memaksa makan makanan yang tidak sesuai dengan selera anak. Jangan paksa dia untuk menyesuaikan dengan selera kita. Anak mempunyai selera sendiri dalam hal makanan. Yang penting kebutuhan gizinya dan pola makan terpenuhi. 


Sering seringlah menawarkan makanan pada anak. Menggunakan kreativitas kita untuk menarik perhatian anak dengan mencoba membuat resep masakan baru dengan bahan dasar yang disukainya. Walaupun sebanarnya menu masakan tersebut tidak lazim buat orangtua. Sebenarnya anak tidak perduli dengan kata “lazim”, anak hanya peduli dengan rasa senang dan menyenangkan. 


Mengusahakan anak makan tiga kali sehari sudah barang tentu baik bagi anak, karena nutrisi anak akan terpenuhi. Walaupun harus menyuapi sambil berlari-lari, lakukan dengan sabar dan memahami kejiwaan anak. Anak lebih suka dalam suasana yang menyenangkan. Tetapi ketika dia sudah bisa tertata, arahkan dia untuk makan ditempat yang semestinya (meja makan). Yang paling bagus adalah membuat kebiasaan makan bersama sekeluarga. Bagi si kecil merupakan kebiasaan yang sangat bermanfaat dan menyenangkan. Ia akan merasakan betapa nikmatnya jika sekeluarga duduk berkumpul bersama menyantap makanan yang disajikan. Cobalah makan makanan sepiring disantap rame-rame antara anak dan kedua orangtua. Arsya sangat lahap sekali ketika kami mencoba makan sepiring bertiga dengan suami. Saya mengerti saat itu Arsya sangat senang karena dibumbui dengan canda dan tawa.


Berikan anak reward jika ia mampu menghabiskan makanannya. Reward bukan berarti dalam bentuk barang. Pelukan, pujian dan kasih sayang merupakan reward yang paling dikehendaki anak dibandingkan dengan segunung mainan anak. Hal tersebut juga akan menambah hubungan komunikasi orang tua dan anak.


Hindari makanan dengan rasa dan aroma keras, seperti makanan yang mengandung MSG (Monosodium Glutamat) atau sering disebut penyedap rasa. Karena anak akan merasakan hambar jika makan makanan yang tidak ada penyedap rasanya. Hindari snack yang ada ditoko-toko atau supermarket, karena kebanyakan mengandung penyedap rasa yang tidak baik bagi anak. Caranya? Jangan sering-sering ajak dia kesana.


Berikan vitamin penambah nafsu makan yang mengandung prebiotik & DHA bila perlu. Atau mengandung kurkuminoid (temulawak) yang berguna untuk menambah nafsu makan. Prebiotik berguna untukmeningkatkan fungsi pencernaan, penyerapan nutrisi dan juga daya tahan tubuh. DHA nerangsang pertumbuhan sel otak anak, merangsang pertumbuhan dinding sel saraf hingga menghasilkan penampang yang baik di otak. Dengan DHA, sel-sel saraf bisa saling berorganisasi dan berhubungan dengan cepat. Bila itu terjadi, anak akan cepat bereaksi sehingga menjadi cepat tanggap dan cerdas. Vitamin B kompleks membantu proses pertumbuhan dan metabolisme tubuh seperti metabolisme karbohidrat, protein dan juga lemak dalam tubuh serta pembentukan energi. Dan yang tak kalah penting adalah Betakaroten yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan vitamin A untuk kesehatan mata. 


Yang pasti, segeralah pergi kedokter ketika anak susah makan untuk mendapat kepastian penyebabnya. Sehingga orangtua bisa menerapkan solusi yang pas untuk anak yang mempunyai masalah makan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar